Dia ingin para anggota tersebut memberikan komentar seputar bagaimana cara menghentikan idealisme memakai burka dengan alibi bahwa hal itu bisa menurunkan martabat wanita. Gerin, yang pernah menjabat sebagai walikota Venissieux, sebuah kota sekaligus rumah bagi populasi imigran Afrika Utara, juga mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang lebih luar biasa melihat wanita Muslimah mengenakan burka. "Kami hanya tidak bisa mentolerir wanita-wanita muslimah pemakai burka yang merupakan warga tahanan Perancis dalam format foto ketika diketahui mereka adalah berkewarganegaraan Iran, Afghanistan, atau Saudi Arabia", demikian tulis Gerin di awal paragrafnya dalam sebuah proposal. "Mereka tidak diterima memasuki wilayah Perancis jika tetap memakai burka". Penduduk etnis Maroko yang mengenakan Burka tidak akan diberikan status kewarganegaraan Perancisnya sampai bulan Juli, walaupun hal itu adalah atas perintah suaminya namun menentang nilai-nilai yang berlaku di Perancis.
Terdapat hampir 7 juta Muslim di Perancis, menambah semakin banyaknya minoritas Muslim di daratan Eropa. Kebanyakan Muslim yang tinggal di Perancis adalah beretnis Maroko dan Algeria.
Proposal Gerin mendapat dukungan 58 orang dari komisi dalam tubuh parlemen Perancis, terutama dari Nicolas Sarkozy's yang mengetahui partai UMP. Proposal tersebut dimaksudkan untuk meraup suara terbanyak dalam pemilihan umum mendatang. Kelompok wanita yang bertujuan memperjuangkan hak-hak anggotanya di pinggiran pemukiman Muslim turut serta mendukung Gerin."Kita tidak boleh takut mengangkat ini ke permukaan, demikian ungkap Sihem Habchi, ketua perkumpulan Ni Putes, Ni Soumises, sebuah organisasi netral/anti diskriminasi. Kelompok ini juga mendukung dihelatnya debat nasional yang membahas perihal Burka di jalan-jalan.
Dalil Boubakeur, ketua organisasi Muslim di Masjid Besar (Grande Mosque) Paris, juga mengutarakan narasinya menyusul proposal Gerin yang menyoroti masalah Burka. Boubakeur, ketua partai Islam menuturkan pada harian Le Parisian bahwa idealisme memakai burka adalah sebuah pertanda bahwa tren dasar berpakaian mulai meluas di Perancis. Dia juga menekankan bahwa komisi dalam tubuh parlemen Perancis harus mendengarkan apa yang dulu dituturkan oleh alim ulama Islam perihal burka ini. Ketika jilbab adalah busana bagi wanita muslimah, kebanyakan kaum cendekiawan setuju bahwa seorang wanita tidak diwajibkan memakai jilbab atau burka. Mereka berpendapat bahwa memakai jilbab adalah keputusan mutlak wanita muslimah, bukan orang lain di luar muslimah itu sendiri. Ketua CFCM Mohammed Mousaoui mengatakan bahwa burka bukanlah doktrin yang memerintah seorang Muslimah yang sudah berpakaian cukup tertutup dan menutup aurat.
Menghadapi semakin banyaknya wanita yang memakai burka (sejenis jilbab yang menutupi tubuh dari atas sampai ke bawah), anggota dewan di tubuh Parlemen Perancis dalam acara santai bersama mengadakan sebuah diskusi mengenai hal ini. Saat ini sudah menjadi hal yang umum melihat seorang wanita mengenakan burka di jalan-jalan. In Vénissieux, kota ketiga terbesar di parlemen Rhône, niqabs, sejenis burka yang hanya tidak menutupi bagian mata si pemakai burka, sangat terkenal di kalangan wanita Muslimah pemakai jilbab dan burka.
André Gerin, anggota parlemen yang mengurusi PFC (partai komunis), mengadakan sebuah debat nasional tentang hal ini. Sebanyak 57 orang anggota parlemen lainya - 2 orang dari PFC, 7 dari partai Sosialis, 43 orang dari partai UMP, 2 orang dari New Center dan tiga aktivis independen lainya – menandatangani sebuah proposal resolusi untuk kemudian diangkat dalam sebuah muktamar nasional dan membentuk sebuah panitia kepengurusan yang mencermati hal ini. Sebuah panitia bentukan yang mengurusi tentang sekularisme tahun 2003 pernah melarang adanya simbol-simbol religi yang terpasang di lembaga-lembaga pendidikan / sekolah.
Apakah akan ditetapkan larangan terhadap Burka, Sama seperti yang terjadi di Belgia? Tahun lalu, sebuah komisi di tubuh Parlemen Perancis menolak untuk memberikan status kewarganegaraan Perancis kepada seorang etnis Moroko yang memakai Burka. HALDE (Sebuah organisasi yang berjuang melawan diskriminasi untuk persamaan hak anggotanya) menyatakan September kemarin ada seorang wanita yang diasingkan dari sebuah organisasi etnis Perancis karena dia memakai burka. André Gerin menyatakan, "Tidak seharusnyalah kita meributkan apa yang dilakukan perihal ini, tetapi justru kita harus mempelajari dan menjalin komunikasi yang baik dengan mereka para pemakai Burka."
Komunitas Muslim tidak berkeberatan atas aksi debat nasional yang digelar kemarin. Dalil Boubakeur, seorang alim ulama yang mengurusi organisasi islam kemasyarakatan di sebuah masjid di Perancis mengatakan bahwa memakai burka bukanlah sebuah kewajiban bagi seorang muslimah; hal ini diturutkan dari ajaran Al-Quran. Menurut ajaran Islam, seorang wanita hanya wajib menutupi rambutnya dan berpakaian yang pantas dan menutupi aurat. Beliau juga menambahkan bahwa semakin berkembangnya idealisme memakai pakaian jenis ini, adalah menandakan adanya kemajuan dalam tren dasar berpakaian. Dia juga mendukung apabila para dewan di Pearlemen Perancis mau mendengarkan apa-apa yang dituturkan para alim ulama Islam mengenai cara berpakaian yang layak dan menutup aurat dalam Islam.src : suaramedia
0 komentar:
Post a Comment