TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Pupus sudah cita-cita Amanda Putri Lubis untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri 9 Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Baru dua hari mengikuti masa orientasi pendidikan, remaja 15 tahun itu meninggal dunia tanpa sebab yang jelas.
Kepergian Amanda pada Rabu (13/7/2011) subuh memukul perasaan keluarganya. Amanda yang malam sebelumnya masih sibuk mempersiapkan keperluan masa orientasi pendidikan (MOP) tiba-tiba mengalami sesak napas pada Rabu dini hari. Nyawanya tak tertolong meski keluarga telah membawanya ke Rumah Sakit Eka BSD.
"Sebelumnya tidak ada keluhan apa-apa. Amanda juga sehat, bahkan masih menemani saya memotong bambu untuk dibawa ke sekolah hari ini," kata ayah Amanda, Elvian Lubis, Rabu siang, di rumah duka Jalan Salvia VI Blok UF BSD City Sektor 1.2, Serpong, Tangerang Selatan.
Kakak Amanda, Evan Miraj Lubis, menuturkan bahwa adiknya tidak pernah bercerita soal pelaksanaan MOP di sekolah kepadanya. Namun, saat ia dan orangtuanya mengantar Amanda pada hari kedua MOP, Selasa, Amanda sempat ketakutan dan hampir tak mau masuk sekolah karena tak membawa kertas identitas (name tag) yang wajib dibawa oleh siswa baru selama MOP.
"Ayah saya tanya, 'Ada hukumannya enggak' Katanya, 'Ada'." Adik saya sempat enggak mau masuk dan hampir nangis. Namun, akhirnya tetap masuk, terus saya pulang untuk ngambil name tag-nya," kata Evan.
Saat menyerahkan kertas identitas tersebut ke sekolah, Evan tidak diperbolehkan menemui langsung adiknya. Kertas itu kemudian ia titipkan kepada siswa senior yang mengawasi pelaksanaan MOP. Evan sempat melihat adiknya disuruh berbaris di lapangan dan terpisah dengan barisan siswa-siswi lain.
"Adik saya itu memang lemah fisiknya. Renang 10 menit saja wajahnya langsung pucat, tapi jarang sakit. Selama MOP, setiap hari harus bawa dua tas karung," ujar Evan.
src : kompas.com
0 komentar:
Post a Comment