SIAPA menduga, melalui air liur, usia seseorang bisa diketahui. Dr Eric Vilain, profesor genetika manusia, pediatrika, dan urologi di David Geffen School of Medicine, University of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, berhasil menemukan metode tersebut.
Air liur yang dijadikan sampel saliva, dipaparkan oleh Vilain dalam jurnal ONE , yang diterbitkan Public Library of Science (PLoS) pada 22 Juni 2011.
"Hanya berbekal sampel saliva, kami bisa memprediksi usia seseorang,” ujarnya.
Proses penelitian Vilain dan timnya tersebut dikenal dengan istilah metilasi. Metilasi adalah modifikasi kimiawi satu dari empat penyusun utama DNA manusia.
"Gen-gen pada tubuh manusia berperan besar dalam proses pertambahan usia. Pada saat bersamaan, pengaruh lingkungan juga ikut mengubah DNA, seiring pertambahan usia," jelas Vilain menjelaskan.
Dilanjutkannya, pola-pola metilasi mengalami perubahan saat seseorang bertambah usia. Hal tersebut juga berpengaruh pada penyakit yang terkait dengan usia.
Guna menentukan hasil penelitian, digunakan sampel saliva dari 34 pasangan kembar identik pria berusia 21 hingga 55, lalu mengidentifikasi 88 titik pada DNA yang menghubungkan proses metilasi dan usia.
“Hal sama dilakukan pada populasi 31 pria dan 29 wanita berusia 18 hingga 70 tahun,” urai Vilain.
Selanjutnya, dibuat sebuah model prediksi menggunakan dua dari tiga gen yang memiliki keterkaitan kuat dengan metilasi. Saat memasukkan data sampel saliva dari kelompok kembar dan kelompok lainnya, maka usia seseorang bisa diterka, dengan deviasi lima tahun.
"Keterkaitan metilasi dengan usia sangatlah kuat. Jadi, bisa diidentifikasi usia seseorang dengan meneliti dua dari 3 miliar penyusun genom seseorang," kata pakar genetika Sven Bocklandt dari UCLA.
Air liur yang dijadikan sampel saliva, dipaparkan oleh Vilain dalam jurnal ONE , yang diterbitkan Public Library of Science (PLoS) pada 22 Juni 2011.
"Hanya berbekal sampel saliva, kami bisa memprediksi usia seseorang,” ujarnya.
Proses penelitian Vilain dan timnya tersebut dikenal dengan istilah metilasi. Metilasi adalah modifikasi kimiawi satu dari empat penyusun utama DNA manusia.
"Gen-gen pada tubuh manusia berperan besar dalam proses pertambahan usia. Pada saat bersamaan, pengaruh lingkungan juga ikut mengubah DNA, seiring pertambahan usia," jelas Vilain menjelaskan.
Dilanjutkannya, pola-pola metilasi mengalami perubahan saat seseorang bertambah usia. Hal tersebut juga berpengaruh pada penyakit yang terkait dengan usia.
Guna menentukan hasil penelitian, digunakan sampel saliva dari 34 pasangan kembar identik pria berusia 21 hingga 55, lalu mengidentifikasi 88 titik pada DNA yang menghubungkan proses metilasi dan usia.
“Hal sama dilakukan pada populasi 31 pria dan 29 wanita berusia 18 hingga 70 tahun,” urai Vilain.
Selanjutnya, dibuat sebuah model prediksi menggunakan dua dari tiga gen yang memiliki keterkaitan kuat dengan metilasi. Saat memasukkan data sampel saliva dari kelompok kembar dan kelompok lainnya, maka usia seseorang bisa diterka, dengan deviasi lima tahun.
"Keterkaitan metilasi dengan usia sangatlah kuat. Jadi, bisa diidentifikasi usia seseorang dengan meneliti dua dari 3 miliar penyusun genom seseorang," kata pakar genetika Sven Bocklandt dari UCLA.
Editor : sigit_widya
Sumber : National Geographic , Tribun Jogja
0 komentar:
Post a Comment